Kusandarkan sebelah kaki kecilku
Pada segunduk tanah merah sebelah rumah
Mata kecilku menatap dengan lapang lukisan merapi diwajah bukit sebelah
Lama kurangkai angan-angan
Mengukir ingatan masa-masa indah dulu
Dalam pelukan bukit hijau kampung satu tempat kelahiranku
Kuayun langkah gontai menyusuri bekas jalan tanah rute kesekolahku dulu
Tak kutemukan lagi batu tempat kutersandung
Tak kutemukan lagi belalang dan kupu-kupu
Yang menghiasi tiap pinggir jalanku
Yang ada hanya semut dan rayap pemakan bangkai kayu
Dan sesekali diselingi jerit cacing kepanasan karena tanah terselimuti abu
Tiba-tiba dalam lamunan langkah
Ada yang menyangkut di jempol kakiku
Kuambil,kuamati,ternyata itu gagang kacamata
Hem..terngiang benakku pada sosok guru sang teladan,sang motivator yang baik
Yang telah mencetakku seperti ini
Kini telah terkubur bersama reruntuhan abu Merapi
Pada segunduk tanah merah sebelah rumah
Mata kecilku menatap dengan lapang lukisan merapi diwajah bukit sebelah
Lama kurangkai angan-angan
Mengukir ingatan masa-masa indah dulu
Dalam pelukan bukit hijau kampung satu tempat kelahiranku
Kuayun langkah gontai menyusuri bekas jalan tanah rute kesekolahku dulu
Tak kutemukan lagi batu tempat kutersandung
Tak kutemukan lagi belalang dan kupu-kupu
Yang menghiasi tiap pinggir jalanku
Yang ada hanya semut dan rayap pemakan bangkai kayu
Dan sesekali diselingi jerit cacing kepanasan karena tanah terselimuti abu
Tiba-tiba dalam lamunan langkah
Ada yang menyangkut di jempol kakiku
Kuambil,kuamati,ternyata itu gagang kacamata
Hem..terngiang benakku pada sosok guru sang teladan,sang motivator yang baik
Yang telah mencetakku seperti ini
Kini telah terkubur bersama reruntuhan abu Merapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar